Pada kali ini saya akan mencoba untuk mereview jurnal mengenai psikologi management. jurnal yang saya review adalah Psychoanalitic diagnosis of top management team dysfunction. jurnal ini dipublikasikan oleh Journal of Managerial Psychology.
Jurnal yang dibuat oleh Jim Paul, Christy A
Strbiak dan Nancy E Landrum ini berisi tentang analisis pada Pelatihan TMT (Top
Management Team). Dengan latar belakang teori Bions tentang groups, Paul,
Strbiak dan landrum mendiagnosis disfungsi pada pelatihan TMT dengan asumsi
dasar bahwa perilaku disfunsi pada pelatihan TMT akan menghambat tim untuk
mencapai tujuan secara efektif.
1.
Latar Belakang
Kebanyakan
pelatihan memperlakukan individu sebagai target perubahan dan memasukan mereka
kedalam kelompok yang para anggotanya tidak saling mengenal atau sekelompok
pegawai dari kelompok organisasi yang mirip. Ketika target perubahannya adalah
sebuah grup atau kelompok, akan lebih baik jika penyampaian pelatihan
disampaikan kepada kelompok dengan anggota yang saling mengenal (family group).
Family group ini biasanya terdiri dari teman-teman sekantor dan pimpinan
mereka. Jika dibandingkan dengan kelompok yang anggotanya tidak saling kenal,
bekerja dengan family group lebih dapat meningkatkan penrkembangan organisasi (Organization
Development/OD).
2.
Permasalahan
Divisi fasilitas di Southwestern University ingin
mengembangkan kinerjanya. Divisi ini berisikan staff yang tekun, pekerja keras,
dan terdedikasi. Beberapa dari mereka sudah bekerja di sana lebih dari 20 tahun
atau memiliki ayah atau paman yang bekerja di sana sebelum mereka. Beberapa
pekerja sudah pernah dipromosikan menjadi supervisor. Divisi ini memiliki
situasi yang banyak organisasi jumpai yaitu
supervisor yang handal tetapi tidak terlatih dalam hal managerial dan
funsional departemen yang tidak saling berkomunikasi kecuali dalam hal
pekerjaan.
3. Metodologi
Subjek
Partisipan dalam pelatihan TMT ini adalah 10 anggota
terbaik divisi fasilitas. Tim ini terdiri dari eksekutif wakil presiden dan dua
orang seksi direksi. Dua orang lain yang melapor langsung ke eksekutif wakil
presiden, lima kepala departemen yang melapor langsung ke seksi direksi dan
seorang manager. Sembilan orang partisipan adalah laki-laki dan satu orang
partisipan adalah perempuan. Eksekutif wakil presiden relative baru disbanding
anggota tim yang lain. Semua anggota bekerja dari posisi bawah dan mendapatkan
promosi hingga menempati posisi yang
sekarang kecuali eksekutif wakil presiden.
Prosedur
Pelatihan TMT yang disebutkan dalam artikel ini menggunakan latihan low rope OMD yang dilakukan diluar kantor. Dua aktivitas utama
adalah desser trolley dan maui-to-kuai. Pada desert trolley, kelompok diberikan dua buah papan panjang dan dua
utas tali dengan panjang 12kaki. Kelompok difisualisasikan sedang berada di
padang pasir yang sangan panas dan mereka harus berjalan tanpa menyentuh tanah.
Kelompok harus mencari cara untuk sampai di ujung yang satunya.
Pada maui-to-kuai,
kelompok diberikan dua buah mimbar dan dua buah papan dengan panjang yang
berbeda. Mereka diminta menyebrang dari satu mimbar ke mimbar lainnya
menggunakan dua buah papan yang sudah diberikan
4.
Landasan
Teori
Inti dari teori Bion adala dalam setaia grup terdapat
2 grup, grup kerja dan kelompok asumsi dasar.. Kelompok kerja berusaha untuk
melakukan tugas dan semua anggota terang-terangan menyadari tujuan, dan
partisipasi mereka dalam, kelompok kerja. Kelompok asumsi dasar, sebaliknya,
bertindak keluar dari asumsi sadar anggota kelompok. Seringkali terjadi
disfungsional dalam asumsi dan perilaku mereka. Perilaku ini mengganggu dalam melaksanakan
tugas kelompok kerja. Bion (1959) berpendapat bahwa kelompok kerja sama dengan
ego yang sehat dan diidentifikasi dengan 3 asumsi dasar:
1. Dependensi
2. Fight-flight
3. Pairing
5.
Hasil
Penelitian
Asumsi dasar yang dideskripsikan oleh bion dapat
dilihat. Proses dari valensi ketidaksadaran kolektif, dan kemampuan individu
untuk menerima karakteristik yang diproyeksikan orang lain, mempengaruhi
dinamika perilaku dalam family group. Individu anggota kelompok diam-diam memproyeksikan
asumsi dasar yang mereka pegang tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan
lingkungan mereka ke orang lain di dalam dan di luar kelompok. Pada tingkat kelompok
kerja, individu secara sadar berperilaku rasional. Pada tingkat asumsi dasar,
individu tidak sadar berkolusi untuk mendukung atau menghambat kinerja tugas. Diagnosis
TMT disajikan di atas adalah pada kelompok tingkat-of-analisis, tetapi
kekuasaan dan otoritas di analisis tingkat-of-organisasi yang sensitif terhadap
dinamika kelompok TMT.
6.
Kesimpulan
Penelitian
Pelatihan TMT yang dijelaskan di
atas bukanlah pelatihan yang sukses bagi peserta. Hal ini tidak terlalu
mengherankan karena organisasi meminta intervensi pelatihan sebelum diagnosis
masalah mereka. Ketika berhadapan dengan individu dan kelompok yang kuat dalam
organisasi, pelatih dan konsultan harus hati-hati agar dapat lebih banyak
menghasilkan sesuatau yang baik daripada yang buruk.
Konsultan harus sangat rajin saat intervensi
di tingkat atas sebuah organisasi sebelum melakukan wawancara di seluruh
organisasi yang luas. Hal ini tidak pernah sampai menghabiskan dua tahun usaha
OD intensif untuk menyelesaikan masalah yang diciptakan oleh intervensi OD
positif. Sedangkan pengalihan keterampilan yang dipelajari dalam program
pengembangan manajemen di luar ruangan untuk tempat kerja telah dipertanyakan.
Latihan luar ruangan dapat menjadi alat
diagnostik yang sangat baik untuk konsultan organisasi psychoanalytic
informasi. Pengalaman kami adalah bahwa latihan OMD sangat berguna dalam
mendiagnosis komunikasi, kekuatan, dan isu-isu kepemimpinan di antara anggota
tim disfungsional. Pelatihan organisasi TMT dengan latihan pengalaman luar
dapat membuat intervensi kedalaman psikologis yang cukup untuk memobilisasi
kekuatan bawah sadar dan memungkinkan untuk diagnosis masalah organisasi yang
terkait dengan otoritas, kekuasaan, dan kepemimpinan.
7.
Kelebihan
dan Kekurangan
Jurnal ini memberikan deskripsi yang detail mengeanai
prosedur pelatihan yang mereka gunakan. Hasil analisis data yang dimasukan
kedalam jurnal ini juga membantu dalam memahami hasil penelitian. Akan tetapi
tidak dijelaskannya alat ukur dan metode pengambilan data menjadi suatu
kekurangan dalam jurnal ini.