Jumat, 30 Mei 2014

Konsep Penyesuaian Diri

Penyesuaian Diri
Penyesuaian dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai adaptasi dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa bertahan dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial. Penyesuaian diri dipengaruhi beberapa faktor seperti hereditas dan lingkungan. Kedua faktor ini sangat berpengruh kepada proses penyesuaian diri seseorang.

Konsep Penyesuaian Diri yang Sehat
            Individu yang sehat cenderung memiliki pandangan positif terhadap dirinya. Pandangan positif ini juga mempengaruhi cara individu tersebut mangatasi masalahnya. Penyesuaian diri yang sehat bisa juga disebut penyesuaian diri yang positif. Penyesuaian diri ini ditandai dengan:
·         Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional,
·         Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis,
·         Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi,
·         Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri,
·         Mampu dalam belajar,
·         Menghargai pengalaman,
·         Bersikap realistik dan objektif.

Individu yang psehat secara mental atau positif memperlihatkan bentuk penyesuaian positif seperti:
·         Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung,
·         Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan),
·         Penyesuaian dengan trial and error atau coba-coba,
·         Penyesuaian dengan substansi (mencari pengganti),
·         Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri,
·         Penyesuaian dengan belajar,
·         Penyesuaian dengan inhibis dan pengendalian diri,
·         Penyesuaian dengan perencanaan yang cermat.


Penyesuaian Diri yang Salah
Ada juga individu yang memiliki pandangan negative terhadap dirinya. Individu tersebut cenderung lari dari masalah mereka dan tidak pernah menyelesaikan masalah tersebut. Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah, yaitu:

1.      Reaksi Bertahan
Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya, seolah-olah tidak menghadapi kegagalan, ia selalu berusaha untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kegagalan. Bentuk khusus reaksi ini antara lain: Rasionalisasi, Represi, Proyeksi, Reaksi menyerang

2.      Reaksi Melarikan Diri
Reaksi ini orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegagalan, reaksinya tampak dalam tingkah laku sebagai berikut : berfantasi yaitu memuaskan keinginan yang tidak tercapai dalam bentuk angan-angan (seolah-olah sudah tercapai), banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri, menjadi pecandu ganja, narkotika dan regresi, yaitu kembali kepada tingkah laku yang semodel dengan tingkat perkembangan yang lebih awal (misal orang dewasa yang bersikap dan berwatak seperti anak kecil).




Mulyani, S. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Poerwati, E., dan Nurwidodo. 2000. Perkembangan Peserta Didik. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Hartono, A., dan Sunanro. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.