Penyesuaian
Diri
Penyesuaian dapat diartikan atau dideskripsikan
sebagai adaptasi dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa bertahan dan memperoleh
kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang
memuaskan dengan tuntutan sosial. Penyesuaian diri dipengaruhi beberapa faktor seperti hereditas dan
lingkungan. Kedua faktor ini sangat berpengruh kepada proses penyesuaian diri
seseorang.
Konsep
Penyesuaian Diri yang Sehat
Individu yang sehat cenderung
memiliki pandangan positif terhadap dirinya. Pandangan positif ini juga
mempengaruhi cara individu tersebut mangatasi masalahnya. Penyesuaian diri yang
sehat bisa juga disebut penyesuaian diri yang positif. Penyesuaian diri ini
ditandai dengan:
·
Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional,
·
Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme
psikologis,
·
Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi,
·
Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan
diri,
·
Mampu dalam belajar,
·
Menghargai pengalaman,
·
Bersikap realistik dan objektif.
Individu yang psehat secara mental atau positif
memperlihatkan bentuk penyesuaian positif seperti:
·
Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara
langsung,
·
Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi
(penjelajahan),
·
Penyesuaian dengan trial and error atau
coba-coba,
·
Penyesuaian dengan substansi (mencari
pengganti),
·
Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri,
·
Penyesuaian dengan belajar,
·
Penyesuaian dengan inhibis dan pengendalian
diri,
·
Penyesuaian dengan perencanaan yang cermat.
Penyesuaian Diri
yang Salah
Ada juga individu yang memiliki pandangan negative
terhadap dirinya. Individu tersebut cenderung lari dari masalah mereka dan
tidak pernah menyelesaikan masalah tersebut. Ada tiga bentuk reaksi
dalam penyesuaian yang salah, yaitu:
1.
Reaksi Bertahan
Individu berusaha
untuk mempertahankan dirinya, seolah-olah tidak menghadapi kegagalan, ia selalu
berusaha untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kegagalan. Bentuk
khusus reaksi ini antara lain: Rasionalisasi, Represi, Proyeksi, Reaksi
menyerang
2.
Reaksi Melarikan Diri
Reaksi ini orang
yang mempunyai penyesuaian diri yang salah akan melarikan diri dari situasi
yang menimbulkan kegagalan, reaksinya tampak dalam tingkah laku sebagai berikut
: berfantasi yaitu memuaskan keinginan yang tidak tercapai dalam bentuk
angan-angan (seolah-olah sudah tercapai), banyak tidur, minum-minuman keras,
bunuh diri, menjadi pecandu ganja, narkotika dan regresi, yaitu kembali kepada
tingkah laku yang semodel dengan tingkat perkembangan yang lebih awal (misal
orang dewasa yang bersikap dan berwatak seperti anak kecil).
Mulyani, S. 2008. Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Poerwati, E., dan
Nurwidodo. 2000. Perkembangan Peserta Didik. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Hartono, A., dan
Sunanro. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.